Disertasi
Pemberdayaan masyarakat marjinal dan pembelajaran transformatif pada komunitas pengemis, pengamen dan pemulung di sanggar pensi Kabupaten Bondowoso / Niswatul Imsiyah
Abstrak
Pemberdayaan komunitas pengemis pengamen dan pemulung di Sanggar Pensi dan pembelajaran transformatif ditujukan adanya perubahan pola pikir melalui kegiatan yang ada di Sanggar Pensi sehingga lebih berdaya karena pemberdayaan mempunyai tujuan untuk memberikan kekuatan kepada orang-orang yang tidak beruntung. Penelitian ini bertujuan (1) untuk menjelaskan makna pemberdayaan yang dilakukan oleh Sanggar Pensi bagi komunitas pengemis pengamen dan pemulung di Kabupaten Bondowoso (2) untuk menjelaskan pemberdayaan yang dilakukan oleh Sanggar Pensi berdampak pada perubahan komunitas pengemis pengamen dan pemulung (3) untuk mengkontruksi pelaksanaan pembelajaran transformatif sebagai upaya pemberdayaan komunitas pengemis pengamen dan pemulung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tradisi fenomenologi. Teknik penentuan informan dengan menggunakan Snowball Sampling Technique. Adapun informan dalam penelitian ini adalah pengelola Sanggar Pensi komunitas pengemis pengamen dan pemulung Instruktur pelatihan Kasi dan Staf Dinas Sosial Kabupaten Bondowoso. Pengumpulan data dengan menggunakan wawancara mendalam observasi dan dokumentasi. Pengecekan keabsahaan data meliputi perpanjangan pengamatan meningkatkan ketekunan triangulasi sumber dan teknik pemeriksaan sejawat melalui diskusi. Analisis data model interaktif dari Milles dan Huberman adalah pengumpulan data reduksi data display data dan verifikasi data. Temuan penelitian ini adalah sebagai berikut (1) Makna pemberdayaan yang dilakukan oleh Sanggar Pensi bagi komunitas pengemis pengamen dan pemulung bahwa dengan adanya kegiatan yang diselenggarakan oleh Sanggar Pensi untuk orang tua dengan mengikuti kegiatan karawitan yang menjadi hobi dan hiburan serta dipandang sangat efektif sehingga adanya kesadaran diri terkait profesi yang dijalani tidak benar dan mengubah pola pikir bahwa mencari nafkah tidak hanya melalui mengemis untuk anak-anak dengan mengikuti pelatihan tari dapat menumbuhkan motivasi untuk meraih cita-cita yang lebih tinggi dan menumbuhkan keadaran kecintaan pada budaya sedang untuk remaja dan pemuda dengan mengerjakan ketrampilan pembuatan aksesoris tari dapat menghasilkan uang dan menjadi lebih kreatif dengan memunculkan berbagai macam hasil ketrampilan. (2) Pemberdayaan yang dilakukan oleh Sanggar Pensi berdampak pada perubahan komunitas pengemis pengamen dan pemulung bahwa melalui kegiatan yang diselenggarakan Sanggar Pensi di Kabupaten Bondowoso tidak semuanya terjadi perubahan pada diri masyarakat P3 menjadi mandiri namun komunitas pengemis pengamen dan pemulung yang sudah mampu membeli tanah di Kampung Baru sebagaian besar terjadi perubahan pola pikir perubahan kesadaran dan perubahan profesi sehingga dapat memperbaiki kehidupan mereka yang semula di jalanan dengan mengemis mengamen dan memulung akhirnya sebagaian ada yang berubah profesinya seperti ada yang membuka warung pracangan ada yang jualan aksesoris dan mainan anak-anak di alun-alun Bondowoso ada yang jualan bakso ada yang jualan kasur kapuk sate dan kripik bekecot. (3) Kontruksi pelaksanaan pembelajaran transformatif sebagai upaya pemberdayaan komunitas pengemis pengamen dan pemulung pada setiap kegiatan yang dilakukan di Sanggar Pensi berangkat dari suatu kondisi seseorang sedang mengalami krisis personal dengan keadaan yang tidak berdaya sehingga menjalani profesi yang diyakini selama ini dipercaya sebagai kebenaran oleh karena itu pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh pelatih baik dalam kegiatan karawitan pelatihan tari pelatihan ketrampilan aksesoris tari masing-masing pelatih mengawali pembelajaran dengan memberikan nasehat motivasi pengalaman-pengalaman terkait makna kehidupan yang lebih baik dan menyampaikan bahwa tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah karena sebelumnya pelatih diberitahu oleh pengelola sanggar pensi sehingga mengetahui latar belakang peserta yang mengikuti kegiatan adalah warga komunitas pengemis pengamen dan pemulung. Adapun sintak/ tahapan pembelajaran dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan di Sanggar Pensi tidak seperti yang dilakukan pada pendidikan formal seperti pada pelatihan tari tahapan pembelajaran yang dilakukan setelah para peserta berkumpul lalu instruktur/pelatih mengawali dengan mengucapkan salam kemudian mengecek kehadiran peserta selanjutnya diberikan pengarahan tentang gerakan tari yang akan dipraktekkan peserta langsung latihan tari dengan diiringi musik setelah selesai praktek peserta diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada yang belum dipahami terkait gerakan tari kemudian instruktur/pelatih mengakhiri dengan salam. Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (1) Bagi komunitas pengemis pengamen dan pemulung hendaknya lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pelatihan yang diselenggarakan di Sanggar Pensi untuk diimplementasikan dalam kehidupannya agar lebih berdaya sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya bisa lebih mandiri dan sejahtera. (2) Bagi Dinas Sosial Kabupaten Bondowoso untuk memberdayakan komunitas pengemis pengamen dan pemulung khususnya yang berada di rumah singgah untuk mengoptimalkan dalam memberikan pelatihan ketrampilan dan memberikan pembinaan berupa bimbingan rohani agar ada perubahan pola pikir supaya tidak menjalani profesi sebagai pengemis pengamen dan pemulung. (3) Bagi Agen Pembaharu dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kualitas kehidupan komunitas pengemis pengamen dan pemulung hendaknya dapat membuat program kegiatan yang dapat mengubah dan meningkatkan SDM agar lebih mandiri sehingga kehidupannya lebih baik dan sejahtera. (4) Bagi Peneliti selanjutnya hendaknya meneliti terkait Pola pembinaan Sanggar Pensi terhadap keberdayaan komunitas pengemis pengamen dan pemulung di Kampung Baru Kabupaten Bondowoso.
Tidak tersedia versi lain