Disertasi
Perilaku prososial mahasiswa bimbingan dan konseling ditinjau dari aspek pola asuh demokratis, religiusitas, internal locus of control dan empati / Asroful Kadafi
Abstrak
Konselor merupakan salah satu tenaga pendidik yang seharusnya dapat bekerja secara professional sebagai wujud dari penolong profesional. Salah satu syarat yang harus dimiliki oleh seorang konselor sebagai penolong professional adalah kompetensi prososial sebagai bekal untuk mengenali karakteristik konseli yang akan dibantu. Pembentukan kepribadian konselor yang professional terutama dalam menumbuhkan perilaku prososial perlu diupayakan sejak masa perkuliahan. Hasil studi pendahuluan menujukan perilaku prososial mahasiswa BK sebanyak 69% berada pada level tinggi. Posisi ini satu tingkat di bawah level sangat tinggi dan kategori perilaku prososial sedang sebanyak 17 mahasiswa atau 8 5% dari sampel penelitian sebanyak 200 mahasiswa. Temuan ini menunjukan mulai adanya masalah keterampilan perilaku prososial mahasiswa BK khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berangkat dari masalah ini maka perlu dilakukan identifikasi untuk mengetahui penyebab permasalahan tersebut melalui sebuah penelitian terkait perilaku prososial mahasiswa BK ditinjau dari aspek pola asuh demokratis religiusitas internal locus of control dan empati. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menjelaskan pengaruh antar faktor dalam model. Penelitian ini menggunakan rancangan causal relationship-explanation dengan 200 sampel mahasiswa mewakili 5 (lima) Perguruan Tinggi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel dilakukan dengan teknik disporpotionate stratified random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan 5 (lima) skala psikologis yaitu skala pola asuh demokratis skala religiusitas skala internal locus of control skala empati dan skala perilaku prososial. Seluruh instrument penelitian telah dilakukan pengujian yang memiliki nilai unidimensionalitas konstruk (GFI) dan Delta Bentler-Bonnet lebih besar dari 0 900 dan nilai reliabilitas komposit dan alpha cronbach lebih besar dari 0 700 yang berarti instrument penelitian telah layak untuk melakukan pengambilan data. Analisis data dilakukan dengan Structural Equation Modeling (SEM) menggunakan program Amos versi 20 untuk membuktikan model telah layak dan mendapat dukungan empiris. Hasil penelitian menunjukan bahwa model struktural telah layak dengan nilai GFI sebesar 0 934 nilai CMIN/DF sebesar 1 158 Nilai AGFI sebesar 0 900 nilai CFI sebesar 0 984 nilai TLI sebesar 0 978 nilai RMSEA sebesar 0 028 dan nilai chi 2 130 805 lt 226 021 serta nilai p 0 121 gt 0 05 yang artinya hasil pengujian terhadap model setelah dilakukan modifikasi kedua mendapat dukungan empiris. Hasil pengujian hipotesis minor menunjukan (1) pola asuh demokratis mempengaruhi perilaku prososial secara langsung (2) pola asuh demoratis mempengaruhi empati (3) pola asuh demokratis mempengaruhi perilaku prososial melalui empati (4) religiusitas mempengaruhi perilaku prososial secara langsung (5) religiusitas mempengaruhui empati (6) religiusitas mempengaruhi perilaku prososial melalui empati (7) internal locus of control tidak mempengaruhi secara langsung perilaku prososial (8) internal locus of control mempengaruhi empati (9) internal locus of control melalui empati tidak mempengaruhi perilaku prososial (10) empati mempengaruhi perilaku prososial secara langsung. Berdasar temuan penelitian peneliti menyarankan pada Akademisi Bimbingan dan Konseling (1) hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam penyusunan pengembangan bahan ajar yang dapat memfasilitasi tumbuhnya atau berkembangnya perilaku prososial sebagai salah satu komptensi yang harus tertanam bagi calon Guru BK/Konselor (2) hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam menanamkan karakter prososial dengan menerapkan model perkuliahan yang mengembangkan nilai religius dan empati bagi calon konselor (3) Pendidik Konselor dapat menunjukan keaslian diri sebagai role model konselor professional dan memiliki perilaku prososial (4) Pendidik konselor mendorong keterlibatan orang tua dalam memfasilitasi pengembangan keterampilan prososial mahasiswa. Saran kedua untuk mahasiswa BK (1) hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memperkuat perilaku prososial pada diri mereka dengan memperkuat nilai religius dan pengembangan kemampuan berempati (2) mahasiswa lebih memperhatikan nilai sosial untuk meningkatkan perilaku prososial. Saran ketiga untuk peneliti lanjutan dari hasil pengujian terdapat satu variabel yaitu internal locus of control yang tidak berpengaruh untuk itu (1) disarankan untuk melakukan kajian yang lebih mendalam mengenai sumbangan faktor lain pembentuk perilaku prososial mahasiswa BK dan (2) melakukan penelitian lanjutan dengan memperhatikan variabel lain seperti emosi sosial dan social mindfulness sebagai variabel yang mempengaruhi terbentunya perilaku prososial mahasiswa sebagai bekal menjadi penolong profesional