Tesis
Kemampuan komunikasi matematis pada siswa sma berdasarkan gaya kognitifnya / Putri Ayu Kusgiarohmah
Komunikasi matematis menjadi salah satu kemampuan yang menunjang keberhasilan individu dalam belajar. Pemahaman siswa tentang materi matematika yang mereka pelajari dapat diukur melalui kegiatan komunikasi matematis. Siswa dengan kemampuan komunikasi matematis yang baik akan memiliki pemahaman yang baik begitupula sebaliknya. Perbedaan gaya kognitif siswa berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam berkomunikasi. Hal itu dikarenakan masing-masing gaya kognitif memiliki karakteristik yang unik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siwa SMA berdasarkan gaya kognitifnya. Kemampuan komunikasi pada penelitian ini dideskripsikan berdasarkan dua gaya kognitif yaitu gaya kognitif Field Independent dan Field Dependent. Subjek yang dianalisis yaitu 4 orang siswa SMA kelas X dengan rincian 2 siswa bergaya kognitif Field Independent dan 2 siswa bergaya kognitif Field Dependent. Keempat subjek dipilih berdasrkan Tes Gaya Kognitif Tes Kemampuan Bidang dan wawancara yang bertujuan untuk melengkapi data penelitian. Selanjutnya data yang sudah terkumpul akan direduksi susuai dengan kebutuhan data penelitian kemudian data yang terpilih akan disajikan dianalisis menggunakan indikator kemampuan komunikasi matematis dan terakhir membuat laporan penelitian. Siswa bergaya kognitif Field Independent dalam penelitian ini mampu memenuhi 3 dari 4 indikator kemampuan komunikasi matematis. Mereka belum memenuhi indikator keempat yang berbunyi ldquo Siswa mampu menggunakan notasi simbol gambar grafik tabel dan bentuk aljabar dengan tepat rdquo . Mereka secara mandiri terlihat mampu menemukan informasi-informasi penting yang termuat di masing-masing soal yang diberikan. Mereka juga tidak langsung menggunakan informasi yang mereka temukan melainkan mereka mengolah informasi tersebut agar bisa digunakan untuk menemukan informasi-informasi rumpang yang belum termuat di soal tetapi dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan yang diberikan. Melalui informasi yang mereka temukan siswa dengan gaya kognitif ini mendesain strategi yang sesuai dengan persoalan yang diberikan. Selain itu siswa bergaya kognitif FI mampu menyampaikan ide-ide matematika yang mereka tuangkan dalam bentuk tulisan. Mereka bisa memberikan alasan secara logis dimasing-masing cara yang mereka gunakan. Tidak hanya itu mereka juga bisa memberikan penjelasan secara matematis. Kecakapan siswa bergaya kognitif FI dalam melakukan perhitungan membantu mereka dalam membuat selesaian masalah secara sitematis. Rencana yang mereka susun sebelumnya diterapkan dengan baik. Hal itu yang membuat siswa bergaya kognitif FI mampu memenuhi indikator komunikais matematis yang kedua yaitu mereka memiliki kemampuan untuk menjelaskan dan menerapkan strategi yang mereka pilih untuk menemukan solusi dari masalah yang diberikan. Ketika diminta untuk memeriksa hasil pekerjaan siswa lain mereka tidak langsung menyatakan jawaban temannya salah atau benar. Siswa bergaya kognitif FI mengkaji terlebih dahulu dengan strategi working backward untuk menentukan nilai kebenarannya. Kemampuan komunikasi matematis siswa bergaya kognitif FI mengalami kendala di bagian penggunaan simbol notasi dan bentuk aljabar. Kesalahan yang mereka lakukan yaitu dalam menuliskan simbol-simbol dan notasi matematika. Sedangkan siswa bergaya kognitif Field Dependent masih mengalami kesulitan dalam memenuhi keempat indikator kemampuan komunikasi matematis. Mereka cenderung kesulitan dalam menemukan informasi yang termuat di soal. Mereka membutuhkan bimbingan dan arahan agar bisa menyatakan informasi secara tepat. Keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa dengan gaya kognitif ini membuat mereka kesulitan menemukan hubungan dimasing-masing informasi. Hal itu mengakibatkan mereka kurang mampu menemukan strategi selesaian masalah yang sesuai dengan persoalan yang diberikan. Ketidakakuratan strategi yang mereka pilih terlihat karena adanya miskonsepsi tentang materi fungsi komposisi. Selain itu mereka juga kesulitan menjelaskan ide-ide matematika yang mereka gunakan. Kondisi tersebut juga terlihat ketika mereka menentukan nilai kebenaran dari hasil pekerjaan temannya. Mereka hanya memberikan argumen tanpa adanya analisis terlebih dahulu. Spekulasi-spekulasi yang mereka berikan tidak didasarkan pada pembuktian yang logis. Siswa dengan gaya kognitif ini juga mengalami kesulitan dalam membedakan aturan yang terdapat pada operasi hitung bentuk aljabar. Terkadang mereka menerapkan aturan penjumlahan pada operasi perkalian dan menerapkan aturan perkalian pada operasi penjumlahan. Siswa bergaya kognitif FD juga mengalami kesulitan dalam menentukan faktor dari persamaan kuadrat.
Tidak tersedia versi lain